Sunday, March 17, 2013

Preman Menangis

Seperti hari-hari biasanya, Herman melakukan kegiatan rutinitasnya sebagai tukang parkir di pelataran parkir sebuah ruko yang cukup ramai pengunjungnya. Namun tak seperti biasanya, dia kelihatan tak bersemangat hari ini ia nampak sedang mengalami suatu masalah. Duduk di sebuah bangku panjang dekat pohon rindang, ia mengernyitkan dahi sambil menutup mulut dengan kepalan tangannya seakan masalah yang ia hadapi begitu berat.

"Tin..tin...!" Suara klakson mobil mengejutkan dirinya yang sedang larut dalam lamunan. Langsung ia bangun bergegas mengarahkan mobil yang akan keluar dari parkiran. "Terus..terus pak!" Suara yang sudah tidak asing lagi keluar dari mulut seorang tukang parkir, dengan lantang seolah masalahnya yang ia hadapi telah hilang. Sang pemilik mobil mengeluarkan tangannya dari jendela mobil memberikan empat uang logam recehan lima ratus rupiah kepada Herman. Ya, hanya dua ribu rupiah untuk setiap mobil yang parkir di wilayahnya.

Sesaat setelah mobil itu pergi menjauh, masalah pun kembali mendekati ke dalam pikirannya yang sedang kacau, detak jantung memacu begitu kencang seakan-akan menggoyangkan permukaan tanah yang sedang diinjaknya. Tak lama kemudian datang temannya Alex sambil terengah-engah memberitahukan padanya suatu kabar buruk, bahwa temannya yang bernama Erik sedang dikeroyok oleh anak-anak blok sebelah. Herman pun langsung bergegas beranjak pergi dari pelataran parkir menuju tempat dimana Erik di keroyok.

Sesampainya dia di mana temannya dikeroyok, ia melihat kerumunan warga yang sedang mengelilingi sesosok tubuh yang terbaring lemas yang bersimbah darah sangat banyak di sekujur tubuhnya. Ia pun berlari cepat menerjang siapapun yang menghalangi sambil berteriak-teriak kepada siapapun agar memanggil ambulans dengan segera. Ia memeluk tubuh Erik dan memegang perutnya yang telah ditusuk agar darah tak keluar lebih banyak dari dalam tubuhnya. Herman pun terus memanggil nama temannya itu agar tetap dalam keadaan sadar. Namun apadaya temannya itu hanya dapat menatap ke arah langit dengan bibir yang bergetar seakan-akan ingin mengucapkan sesuatu. Dan pada akhirnya temannya itupun menghembuskan nafas terakhirnya pada saat ambulans sudah tiba.

Herman pun sangat terpukul dengan kepergian sahabatnya itu. Mereka telah bersahabat dari mereka berumur lima tahun, bukan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan persahabatan. Dalam suasana berkabung yang sangat dalam ia berdiri tepat di samping makam sahabatnya itu dan menatap nama yang terdapat di batu nisan dengan tajam seolah masih tak percaya bahwa ia telah pergi selamanya dari dunia. Dengan hati yang terbakar ia pun berniat untuk membalaskan dendam kematian sahabatnya itu.

Keesokan harinya tanpa menunggu berlama-lama lagi Herman mengumpulkan seluruh anakbuahnya untuk merencakan aksi pembalasan kepada orang-orang yang telah membunuh Erik, yaitu gank yang sudah menjadi musuh bebuyutan kelompoknya Herman sejak lama. Herman sangat disegani oleh kelompoknya karena kiprahnya di dunia hitam sangat diakui oleh siapa saja yang berteman dengannya.

Sebenarnya dalam lubuk hati yang paling dalam Herman sudah tidak mau lagi melakukan hal-hal konyol yang akan membahayakan diri dan teman-temannya. Dia berniat ingin merubah semua pola hidupnya menjadi orang yang lebih baik di mata masyarakat. Namun kenyataanlah yang memaksa dia untuk tetap berada di dunianya itu. Ia tidak rela jiwa temannya hilang dengan sia-sia begitu saja, sehingga ia harus melakukan balas dendam untuk sahabatnya itu.

Setelah menyusun rencana yang sangat matang, Herman dan teman-temannya pun bersiap-siap untuk melakukan penyerangan terhadap musuh bebuyutannya itu. Dengan di persenjatai dengan banyak parang, clurit, pedang, dan berbagai macam senjata tajam, wajah Herman dan teman-temannya mengganas bagaikan singa yang sedang mengaum kencang. 

Tepat di wilayah musuh sudah menunggu puluhan orang yang juga sama mempersentai diri mereka dengan berbagai macam benda tajam. Nampaknya mereka telah mengetahui akan ada penyerangan malam itu. Akhirnya perkelahian pun tak terelakan. Parang dan clurit beterbangan mengayun-ayun di atas kepala, darah memuncrat dari tubuh yang ternyata sangatlah rapuh. Satu persatu orang-orang berjatuhan mengerang kesakitan, menangis meminta tolong, hingga hanya sedikit orang yang masih sanggup berdiri dengan luka-luka yang sangat parah di tubuhnya.

Herman terjatuh dengan kepala bersimbah darah, tangannya sudah tak sanggup lagi memegang pedang yang tadi ia gunakan, ia berusaha berdiri untuk menyelamatkan teman-temannya yang terluka parah. Namun apa daya ia pun tak sanggup bahkan hanya untuk berdiri ia mengerang kesakitan. Ia pun jatuh tersungkur dan pingsan karena kehilangan darah cukup banyak.

Tiga hari kemudian, Herman masih terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan balutan perban di sekujur tubuhnya. Hampir 2 hari ia mengalami koma berjuang dari luka-lukanya yang mencabik-cabik tubuhnya. Dan pada saatnya ia pun tersadar dari tidurnya dan membuka dengan perlahan-lahan matanya seperti kesilauan oleh sinar lampu ruangan kamar yang begitu terang. Saat matanya sudah terbuka lebar ia sudah melihat di sekeliling tempat tidurnya banyak orang, dengan terkaget-keget ia berusaha untuk bangun, namun dokter segera menenangkannya dan menjelaskan bahwa ia sekarang telah berada di rumah sakit. Keluarga satu-satunya yaitu paman dan teman-teman Herman menunggu pada saat herman terbaring di rumah sakit hingga Herman pun tersadar.

Herman pun sudah tenang dan mulai mengenali siapa saja yang berada di sekelilingnya. Ia merasa sangat beruntung masih dapat hidup di dunia ini setelah perkelahian beberapa hari lalu yang dia rasa tidak mungkin satu orang pun bisa selamat dari kejadian itu. Namun sebaliknya, dari balik keberuntungan itu kesedihan yang dialamai Herman semakin berlipat ganda dikarenakan banyak teman-temannya yang tewas pada saat perkelahian itu. Ia sangat menyesal teramat dalam, dendam memang terbalaskan namun harus dibayar pula dengan penyesalan yang lebih dalam. Ditambah kaki kiri dan pergelangan tanggan kanannya harus di amputasi karena lukanya yang terlalu dalam akibat sabetan pedang dari musuhnya. Maka ia pun merasa sungguh sangat bodoh dan konyol dengan apa yang telah ia lakukan.

Setelah beberapa minggu kemudian Herman pun sudah dalam keadaan yang lebih baik. Ia sekarang tinggal di sebuah yayasan yang menampung orang-orang yang kekurangan fisik sehingga ia pun dapat mengisi hari-harinya bersama teman-teman yang sama dengan nasibnya. 

Dalam perenungannya ia selalu ingin menjadi orang yang lebih berguna untuk di sekitarnya dan menebus semua kesalahan-kesalahannya dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi orang lain dan dirinya.

Andai waktu bisa terulang kembali ke masa lalu....aku pasti akan...................................
Baca Selengkapnya...
Saturday, March 16, 2013

Surat Kematian

Berjalan menuju arah tak berujung
Terpingkal-pingkal jiwa pun tak rela mengikuti

Denyut nadi merobek kulit
Dan Marah tak terkendali dan risau
Merusak kelu batin ternodai

Lalu kapan...
Kapan berlalu...
Lalu dimana...
Dimana berlalu...
Lalu bagaimana...
Bagaimana berlalu...
Lalu apa...Apa yang akan dilalui...

Sementara angin berhembus pun dimana
tak menghiraukan apa
Hanya sosok bayang menarik
urat batin ke arah jalan terpalang

By: Otodidakers Kru
Baca Selengkapnya...
Friday, March 15, 2013

Walter Scott

Walter Scott
Nama :
Walter Scott
Lahir : Edinburgh, Midlothian, Great Britain
15 Agustus 1771
Meninggal : Melrose, Roxburghshire, United Kingdom
21 September 1832
Kebangsaan : Skotlandia




Walter Scott adalah anak dari seorang pengacara. Pada saat kecil ia terkena polio yang membuatnya lumpuh dan kemudian dibawa ke perbatasan desa daerah peternakan kakeknya di Sandyknowe untuk diobati. Di sana ia diajarkan oleh bibinya cara membaca, pola berbicara sehingga membentuk karakteristik dari karya-karyanya.

Pada tahun 1779 ia sudah bisa berjalan dan masuk ke Sekolah Tinggi Royal Edinburgh. Setelah menyelesaikan sekolah ia dikirim untuk tinggal selama enam bulan dengan bibinya Jenny di Kelso , menghadiri sekolah tata bahasa setempat di mana ia bertemu Yakobus dan Yohanes Ballantyne yang kemudian menjadi mitra bisnisnya dan mencetak buku-bukunya.

Scott mulai belajar klasik di University of Edinburgh pada bulan November 1783, pada usia hanya 12 tahun, satu tahun lebih muda daripada kebanyakan teman-temannya.

Sebagai seorang anak, remaja dan muda, Scott terpesona oleh tradisi lisan dari perbatasan Skotlandia. Pada usia 25 ia mulai menulis secara profesional, menerjemahkan karya-karya dari Jerman,  publikasi pertamanya menjadi versi berirama balada oleh Gottfried August Bürger pada tahun 1796. Dia kemudian menerbitkan sebuah set tiga-volume istimewa dari balada yang dikumpulkan dari wilayah rumah angkatnya, The Minstrelsy of the Scottish Border. Dan menjadi pertanda minatnya dalam sejarah Skotlandia. 

Ia kemudian bertemu seorang  wanita bernama Charlotte Genevieve Charpentier (atau Carpenter) putri dari Jean Charpentier dan menikah pada malam natal tahun 1797 setelah tiga minggu berpacaran. Kemudian dianugrahi lima orang anak

Pada tahun 1810 karyanya The Lay of the Last Minstrel dikenal oleh masyarakat luas, dan karirnya sebagai penulis menanjak secara spektakuler. Ia menerbitkan puisi lain selama 10 tahun ke depan termasuk karyanya yang populer The Lady of the Lake yang dicetak pada tahun 1810. Kemudian ia pun menulis beberapa novel pada karya-karyanya.

Pada tahun 1825 dan 1826 krisis perbankan melanda kota London dan Edinburg, yang membuat usaha percetakannya hancur. Dia tidak menyatakan dirinya sudah bangkrut karena tidak ingin mendapatkan bantuan finansial dari pendukung dan pengagumnya bahkan dari raja, ia menjaminkan rumah dan pendapatannya kepada kreditur dan bertekad menulis dan membuat karya untuk  keluar dari hutang-hutangnya. 

Pada saat itu kesehatannya menurun, namun ia tetap melakukan tur eropa. Ia kembali ke Skotlandia dan pada bulan september 1832 ia meninggal dunia (tanpa ada penjelasan penyebab kematiannya) di Abbotsford dekat Melrose di perbatasan Skotlandia.
Meskipun ia meninggal namun hutang-hutangnya lunas oleh penjualan novelnya.

Karya Novel

  • Waverley (1814).
  • Guy Mannering (1815).
  • The Antiquary (1816).
  • Rob Roy (1817).
  • Ivanhoe (1819).
  • Kenilworth (1821).
  • The Pirate (1822).
  • The Fortunes of Nigel (1822).
  • Peveril of the Peak (1822).
  • Quentin Durward (1823).
  • St. Ronan's Well (1824).
  • Redgauntlet (1824).
  • Tales of the Crusaders , consisting of The Betrothed and The Talisman (1825).
  • Woodstock (1826).
  • Chronicles of the Canongate , second series, The Fair Maid of Perth (1828).
  • Anne of Geierstein (1829).
  • The Siege of Malta (1831-1832, published posthumously 2008).
  • Bizarro (1832, published posthumously 2008). 
Sumber: Wikipedia.org
Baca Selengkapnya...

Puisi Chairil Anwar

Aku 

By: Chiril Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan akan akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi
Baca Selengkapnya...

Chairil Anwar

Nama : Chairil Anwar
Lahir : Medan, 26 Juli 1922
Meninggal : Jakarta, 28 April 1949
Karya Terkenal : Aku
Kebangsaan : Indonesia

Kehidupan

Chiril Anwar merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha. Ayahnya adalah seorang bupati Inderagiri, Riau. Ia masih memiliki ikatan keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Mentri Indonesia pertama.

Chairil Anwar mengenyam pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah dasar yang diperuntukan bagi orang-orang pribumi pada masa penjajahan Belanda. Kemudia ia melanjutkan sekolahnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Dan pada saat ia berumur 18 tahun ia tidak lagi melanjutkan pendidikan untuk menjadi seorang seniman.

Pada umur 19 tahun setelah orang tuanya bercerai, ia pindah ke batavia (sekarang Jakarta) bersama ibunya dimana ia mengenal dunia sastra. Meskipun tidak lagi melanjutkan pendidikan ia mampu menguasai berbagai bahasa asing seperti Inggris, Belanda, dan Jerman. Chairil Anwar banyak terpengaruhi oleh karya-karya yang dibacanya seperti karya Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron.

Charil Anwar mulai terkenal pada saat ia berumur 20 tahun ketika tulisannya dimuat di majalah Nissan pada tahun 1942. Hampir semua tulisannya bertemakan tentang kematian. Ia juga pernah ditolak oleh majalah Pandji Pustaka karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.

Chairil Anwar sempat jatuh cinta pada seorang wanita bernama Sri Ayati pada saat ia menjadi penyiar radio jepang di Jakarta, namun ia tidak berani mengungkapkan. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun bercerai pada akhir tahun 1948. 

Kematian

Pada saat usia nya menginjak 27 tahun sejumlah penyakit menyerang tubuhnya. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada tanggal 28 April 1949. Tidak diketahui pasti penyebab kematiannya, menurut dugaan lebih terkena serangan TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Karya Diterbitkan

  • Deru Campur Debu (1949)
  • Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
  • Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
  • "Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
  • Derai-derai Cemara (1998)
  • Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
  • Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

Sumber : Wikipedia.org
Baca Selengkapnya...
Tuesday, March 12, 2013

5 Langkah Bangkit Dari Kegagalan

Kadang kita menjalani kehidupan ini tidak selalu mengalami kemudahan, bahkan ada saatnya kita akan mengalami kondisi yang membuat kita jatuh tersungkur ke dalam lubang yang dalam dan membuat kita susah untuk bangkit kembali. Bukan sesuatu hal yang baru di dalam kehidupan ini bahwa setiap manusia pasti akan merasakan kegagalan bahkan dari kita lahir pun kita pernah mengalami suatu kegagalan. Namun masalahnya bukan pada soal kegagalan itu melainkan adalah bagaimana cara kita menghadapi dan menyikapi suatu kegagalan yang sedang singgah di kehidupan kita karena semua manusia pasti akan mengalami kegagalan tergantung dari seberapa besar masalah yang kita alami.

Banyak dari kita takut akan kegagalan dan tidak berani menghadapinya, baik dalam kegagalan bisnis, keluarga, hubungan dengan orang lain, atau yang lainnya. Kita hanya siap untuk menghadapi dan menerima suatu keberhasilan, dan itu hanya membuat kita terlena dan manja pada kehidupan ini. 

Tidak ada sesuatu apapun yang menjadikan urusan kita menjadi lebih mudah melainkan kita sendiri yang membuat urusan itu menjadi lebih mudah. Suatu masalah akan menjadi terasa sangat berat apabila kita menyikapinya dengan rasa putus asa, mudah menyerah, pasrah dengan apa yang dialami tanpa berbuat suatu yang lebih baik lagi. Perlu diingat tak ada keberhasilan apapun yang lebih  bermakna tanpa menghadapi terlebih dahulu suatu kondisi yang kita sebut kegagalan, karena dengan merasakan suatu kegagalan kita akan lebih memiliki kemampuan untuk menghargai hidup yang kita jalani.

Kita sebagai manusia memiliki suatu kemampuan untuk menghadapi berbagai kondisi dan memecahkan suatu masalah. Ada banyak cara untuk kita agar kembali bangkit dari sebuah kegagalan dan itu akan keluar sendirinya dari dalam diri kita apabila kita menyadari bahwa hidup ini harus terus berjalan sampai akhir nafas kita.

Berikut 5 Langkah untuk bangkit dari kegagalan yang mungkin bisa membantu kita untuk bangkit kembali dari ketidakberhasilan. 

Langkah Pertama : Evualuasi Diri
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah kembali pada inti masalah yang kita hadapi. Apa yang sebenarnya terjadi? tak ada kata "menarik diri untuk saat ini. Jujurlah dengan diri sendiri dan akui dimana letak kesalahan yang kita perbuat. Buatkan catatan pada daftar kesalahan-kesalahan kita, sehingga kita tak akan terjatuh lagi dalam lubang yang sama. 

Langkah Kedua: Perlakukan Diri Dengan Baik 
Menarik diri tidak akan membantu kita bangkit dari kegagalan. Pada saat ini, kita harus kuat. Hadapi masa depan dan berikan pada diri kita waktu untuk istirahat. Kita telah mengakui dari mana kita salah melangkah dan sekarang lakukan apa saja untuk memperbaiki kesalahan kita. Jangan terus menghukum diri sendiri.

Langkah Ketiga: Cari Koneksi Baru
Langkah penting berikutnya yang harus kita lakukan untuk bangkit dari kegagalan adalah membuka jalur komunikasi baru. Cari dan temui orang-orang baru yang bisa membantu kita atau menginspirasi kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Jika kita tidak bisa bertemu orang-orang baru, setidaknya kita berusaha untuk menemukan sosok peran baru dan mempelajari semua yang kita dapat tentang mereka. Cari tahu mengapa mereka berhasil dan tantangan yang mereka taklukan. Belajar dari kesalahan mereka, sehingga Anda dapat menghemat waktu dan usaha. Memiliki koneksi baru adalah cara yang bagus untuk mendapatkan hidup baru.

Langkah Kempat: Selalu Berusaha Untuk Mengembangkan Diri 
Agar kita bangkit dari kegagalan, kita harus menjadi orang yang lebih baik dalam semua aspek kehidupan. Hadiri seminar yang bisa memperkaya pengetahuan kita. Baca buku-buku yang dapat membantu kita meningkatkan strategi hidup kita. Kita sudah tahu di mana letak kesalahan. Sekarang, saatnya untuk memperbaiki situasi.
Langkah Kelima: Ambil Satu Langkah Maju
Sekarang adalah waktunya untuk mengambil langkah penting ke depan. Ini mungkin sedikit menakutkan, mengingat seberapa jauh kita mengalami kegagalan selama di hidup kita, tetapi kita tidak perlu melakukan semuanya sekaligus. Lakukan sesuai dengan kemampuan kita, dan buat suatu langkah pertama. Sebenarnya, kita mungkin sudah tahu bagaimana bangkit dari kegagalan. Hanya rasa takutlah yang menghambat kita dan mengaburkan penilaian pada diri kita. Percayalah pada diri sendiri.

Langkah di atas merupakan beberapa langkah dari ribuan cara untuk kita menghadapi dan bangkit dari kegagalan, bahkan kita semua dapat mencari sendiri cara bagaimana seharusnya bangkit dari suatu kegagalan. Semoga dapat membantu. 
By: Otodidakers Kru
Baca Selengkapnya...

Keluar Dari Kegelapan

Uhh...waktu terasa sangat cepat sekali, sampai-sampai aku tidak menyadari kalau umurku kian bertambah dan waktu hidupku di dunia ini semakin berkurang. Aku merasa belum sama sekali melakukan sesuatu yang sangat berarti di hidup ini. Mungkin karena aku terlalu larut ke dalam khayalan yang tinggi sehingga aku tidak menyadari bawah aku telah tersesat di kegelapan yang sebegitu dalam yang membuat otakku kosong dan tidak bisa berpikir sama sekali.

Aku tak tahu apa yang menyebabkan jiwa ini terjebak ke dalam dunia yang seakan-akan seperti nyata ini. Membuaikanku dalam posisi zona aman dan tak mau bergerak ke titik lainnya yang padahal aku menyadari bahwa titik itu lebih baik bagi jiwaku dibandingkan di mana aku berada sekarang. Mungkin pada saat itu aku merasa bahwa jiwaku merasa tenang dan damai pada saat itu. Padahal, hanya kehampaan dan kejenuhan sajalah yang selama ini aku rasakan, dan yang lebih parah lagi aku sangat menikmati dengan kondisi seperti ini. Apakah yang terjadi dengan jiwaku ini? (mana gw tau)

Aku tak mau berlama-lama lagi berada dalam kegelapan, kehampaan, kejenuhan, dan fatamorgana yang telah membuatku hampir jatuh ke dalam lubang di saat aku melihat sebuah titik cahaya yang seakan-akan memberitahuku sebuah jalan keluar. Aku akan membebaskan diriku sendiri secepat-cepatnya dari belenggu batin yang terus merongrong mental dan kejiwaanku ini. Dengan tanpa ada kata berdiam diri, mulai saat ini aku harus melakukan sesuatu yang lebih berarti lagi dalam hidup ini yang membuat aku dan sekitarku menjadi lebih baik.

Takkan adalagi di dalam hidup ini sebuah kegelapan yang terus mengikutiku dari belakang, akan kuhadapi terus jalanan yang berliku ini dengan cahaya tanpa ada kegelapan lagi. Keluar dari zona aman.

By: Otodidakers Kru
Baca Selengkapnya...
Saturday, March 9, 2013

SYAIR ABU NAWAS

ِإِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ# وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim

فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي # فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

ذنوبِي مِثلُ أَعْدَادٍ الرّمَالِ # فَهَبْ لِي تَوْبَةً يَاذَاالجَلاَل
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

وَعُمْرِي نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ # وَذنْبِي زَائِدٌ كَيفَ احْتِمَالِي
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

َإلهي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ # مُقِرًّا بِالذنوبِ وَقَدْ دَعَاك
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu

َفَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ # فَإنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاك
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni,
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?




Baca Selengkapnya...